Bagikan:

YOGYAKARTA – Keterampilan atau skill emotional intelligence (kecerdasan emosional) menjadi komponen penting dalam kepemimpinan. Kemampuan untuk mengelola emosi serta mengenali dan memengaruhi emosi orang lain, dianggap sebagai salah satu indikator keberhasilan karyawan di tempat kerja. Menurut riset, 90 persen dari para pekerja terbaik memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.

Keterampilan teknis saja tidak cukup. Jika Anda adalah seorang pemimpin atau bercita-cita menjadi pemimpin, Anda perlu membangun kecerdasan emosional untuk membantu orang lain mencapai potensi terbaik mereka dan membentuk tim yang berkinerja tinggi.

Lantas, apa yang dimaksud dengan kecerdasan emosional? Apa saja skill emotional intelligence yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin? Simak informasi selengkapnya berikut ini.

Mengenal Apa itu Emotional Intelligence

Dikutip dari laman Harvard Business School, emotional intelligence atau biasa disingkat EQ merupakan kemampuan untuk memahami dan mengelola emosisi diri sendiri serta emosi orang lain.

Sama halnya dengan Intelligence Quotince (IQ), kecerdasan emosional bisa diukur melalui berbagai asesmen. Akan tetapi, IQ mewakili kemampuan kognitif, sementara EQ mengukur kapasitas emosional seseorang.

Keterampilan ini sangat bermanfaat bagi semua orang, khususnya mereka yang sedang menjadi pemimpin, baik dalam sebuah perusahaan maupun instansi pemerintahan.

Pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional dapat berempati dengan orang lain, berkomunikasi secara efektif, dan mengelola konflik. Semua kemampuan ini merupakan ciri pemimpin yang efektif.

Skill Emotional Intelligence yang Dibutuhkan Pemimpin

Masih dari Harvard Business School, berikut ini adalah beberapa komponen kecerdasan emosional (emotional intelligence skill) yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin:

  1. Self-awareness

Self-awareness (kesadaran diri) adalah pemahaman yang jelas tentang kekuatan, keterbatasan, emosi, keyakinan, dan motivasi diri sendiri.

keterampilan ini terdengar cukup sederhana, namun 79 persen eksekutif yang disurvei oleh firma konsultasi organisasi Korn Ferry memiliki setidaknya satu "blind spot"—atau keterampilan yang mereka anggap sebagai keunggulan, tetapi justru dianggap sebagai kelemahan oleh orang lain.

Pemimpin yang pandai mengenali dan mengelola emosinya lebih mampu memahami perasaan orang lain serta mengetahui cara memotivasi karyawan. Sebaliknya, mereka yang kurang memiliki self-awareness bisa mengalami penurunan kinerja.

Dengan mengakui kelemahan, Anda dapat membangun kepercayaan dan transparansi di antara tim. Selain itu, Anda juga dapat mengambil kendali atas pengembangan profesional Anda dengan mengetahui area yang perlu ditingkatkan untuk memajukan karier.

  1. Self-regulation

Self-regulation (pengendalian diri) diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengelola pikiran, perasaan, dan perilaku. Self-regulation juga dapat dimaknai pengaturan diri dalam mencapai tujuan.

Mengelola emosi yang baik bukan berarti Anda harus menahan dan menyembunyikan perasaan, melainkan tentang bagaimana mengekspresikan emosi di situasi yang tepaat.

  1. Empathy

Empati didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami pengalaman dan emosi orang lain. Menurut firma konsultasi global DDI, empati menempati peringkat teratas sebagai keterampilan kepemimpinan yang paling dibutuhkan saat ini.

Riset lain yang dilakukan oleh Bussinessolver menunjukkan bahwa 96 persen karyawan menganggap empati sebagai hal yang penting, namun 92 persen merasa bahwa empati masih kurang dihargai. Padahal, perusahaan yang memprioritaskan empati mengalami peningkatan pendapatan, retensi karyawan, dan produktivitas.

Dengan mendengarkan keluh kesah karyawan serta meluangkan waktu untuk memahami keinginan dan kebutuhan mereka, Anda dapat meningkatkan keterlibatan, membangun kepercayaan, dan lebih efektif dalam membimbing mereka menghadapi tantangan.

Semakin dihargai tim Anda, semakin besar investasi emosional mereka terhadap pekerjaan, yang pada akhirnya meningkatkan moral dan memperkuat budaya perusahaan.

  1. Motivation

Emotional intelligence skill yang satu ini mengacu pada kemampuan seseorang untuk menginspirasi diri sendiri dan orang lain mau bertindak.

Pemimpin yang memiliki motivasi diri, lebih peduli pada pencapaian tujuan organisasi dibandingkan dengan sekadar penghargaan finansial. Mereka menetapkan tujuan, mengambil inisiatif, menghadapi tantangan, dan tetap optimis di masa sulit.

  1. Social skills

Keterampilan sosial (social skills) berkaitan dengan bagaimana Anda memahami emosi serta berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.

Sebagai contoh, pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional dapat masuk ke dalam ruangan yang dipenuhi karyawan dengan ekspresi wajah tegang dan tangan mengepal, lalu tidak hanya menyadari adanya ketegangan tetapi juga mengetahui cara mengatasi serta menyelesaikan konflik sebelum semakin memburuk.

Jika Anda dapat memahami perasaan orang lain, Anda juga lebih mudah membangun dan mempertahankan hubungan. Pemimpin dengan keterampilan sosial yang kuat memahami bahwa kesuksesan tidak bisa diraih sendirian.

Demikian informasi tentang skill emotional intelligence. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.