Bagikan:

JAKARTA - Kelompok pemberontak yang berafiliasi dengan Al Qaeda yang aktif di wilayah Sahel, Afrika Barat, mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap pangkalan militer di Mali pada Minggu yang menewaskan 30 tentara.

Lebih dari 400 tentara dilaporkan tewas oleh pemberontak sejak awal Mei di pangkalan-pangkalan dan kota-kota di Mali, Niger, dan Burkina Faso, wilayah yang tidak stabil dan rawan kudeta.

Kelompok jihad, Jama'a Nusrat ul-Islam wa al-Muslimin (JNIM) mengklaim merebut pangkalan di Boulkessi di Mali tengah, dekat perbatasan dengan Burkina Faso.

Terkait kondisi ini, militer Mali mengaku terpaksa mundur.

"Banyak orang bertempur, beberapa sampai akhir hayat mereka, untuk membela negara Mali," kata pernyataan itu, tanpa menyebutkan jumlah korban dilansir Reuters, Senin, 2 Juni.

 

Seorang juru bicara tidak menanggapi pertanyaan tentang jumlah korban, tetapi dua sumber keamanan mengatakan lebih dari 30 tentara tewas.

Seorang sumber kota di Mondoro, dekat pangkalan, mengatakan para pemberontak "membersihkan kamp" dan banyak yang tewas.

Video yang beredar menunjukkan puluhan pemberontak menyerbu pangkalan.

Tampak dalam video  militan menginjak tubuh tentara yang jatuh di antara karung pasir. Reuters tidak dapat segera memastikan keaslian video tersebut.