Bagikan:

JAKARTA - Seorang pelajar diamankan aparat Densus 88 Anti Teror dan Polda Sulawesi Selatan terkait dugaan jaringan terorisme di Jalan SD Daeng Emba, Samata, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.

"Diamankan di depan SMP Citra, di sini. Dia lagi membeli air galon. Kalau motornya tidak (diamankan), orang saja diamankan. Sudah dibawa, jam setengah enam sore," ujar Nasir Daeng Nai selaku Ketua RW 04, Kelurahan Samata, Gowa, Sabtu malam.

Pelajar tersebut diketahui berinisial Mu alias Am diamankan polisi saat membeli air galon isi ulang. Ia menyebut terduga diamankan terkait jaringan terorisme di wilayah Sulawesi Selatan.

"Kalau informasi tadi itu, ada bau-bau teror itu. (teroris) begitu," terang Nasir.

Saat ditanyakan apa aktivitas terduga saat diamankan polisi, kata Nasir, sebagai pengajar Rumah Tahfidz Alquran (RTA) di Palangga, belakang Taman Makam Pahlawan (TMP), Romang Lompoa, Kabupaten Gowa.

"Karena tempat tinggalnya di sini. Cuma dia di Palangga, mengajar Tahfidz Alquran. (Aktivitas lain) Saya tidak tahu, karena kita ini di sini saja, sementara dia di sana mengajar," tuturnya.

Di tempat terpisah, ibu kandung terduga, Sitti Khadijah membenarkan anaknya ditangkap polisi saat sedang membeli air galon isi ulang.

"Iya, anakku pak, laki-laki usianya 18 tahun. Diduga teroris, satu orang ji (diamankan). Karena pas dari beli air galon, langsung diambil anakku sama motornya," tutur dia di kediamannya.

Saat ditanyakan apakah anaknya ada aktivitas yang lain atau bekerja, kata dia, anaknya masih kelas 3 SMA, dan hanya mengajar di rumah hafidz tersebut.

"Tidak kerja, cuma dia membina (mengajar) di rumah hafidz, kaya ustad ji begitu. Dia mengajar di sana di pondoknya Rumah Tahfidz Grafis, RTG," ucapnya.

Namun demikian, dirinya tidak mengetahui pasti tempat mengajarnya, namun sepanjang pengetahuannya ada beberapa cabang rumah tahfidz tersebut.

"Saya tidak hafal semua cabangnya. Tapi sudah lama mi. Dia langsung ditangkap tadi. Adiknya yang bungsu tadi bilang ditangkap ki' Ammar, Ummi," tuturnya menirukan.

Penangkapan anaknya sekitar 300 meter dari rumahnya. Saat diamankan, ia tidak berada di lokasi, serta tidak mengetahui ihwal penangkapan anaknya.

"Saya tidak ada di lokasi. Saya pergi cari informasi, kebetulan di depan ada mobil polisi, di situ saya bertanya.

"Saya bertanya tadi, ada pak RW juga. Pak RW bilang, iya aman itu anak ta. Yang penting jangan disakiti," katanya lagi.

Mengenai aktivitas sehari-hari terduga apakah ada hubungan dengan jaringan terorisme, kata dia, tidak mengetahui pasti soal itu, karena aktifitasnya hanya beribadah dan mengajar Alquran.

"Tidak ada, salat ke masjid, biasa di sini. Di rumah juga tidak pernah keluar-keluar kalau tidak saya suruh keluar," ucapnya lagi.

Sementara, Kepala Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Didik Supranoto saat dikonfirmasi wartawan mengatakan belum memonitor adanya penangkapan tersebut. Meski demikian, pihaknya dalam waktu dekat akan memberi keterangan soal itu. "Belum monitor," singkatnya.