JAKARTA - Israel akan melonggarkan blokade dan mengizinkan sejumlah kecil makanan masuk ke Gaza, kata kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Minggu, setelah militer mengumumkan telah memulai "operasi darat yang ekstensif" di bagian utara dan selatan daerah kantong itu.
Menghadapi tekanan yang meningkat atas blokade bantuan yang diberlakukannya pada bulan Maret dan risiko kelaparan, Israel telah meningkatkan operasinya di Gaza, tempat otoritas kesehatan Palestina mengatakan ratusan orang telah tewas dalam serangan selama seminggu terakhir, termasuk 130 orang yang tewas dalam semalam.
"Atas rekomendasi IDF (Israel Defense Forces) dan karena kebutuhan operasional untuk memungkinkan perluasan pertempuran sengit guna mengalahkan Hamas, Israel akan mengizinkan sejumlah makanan pokok bagi penduduk untuk memastikan krisis kelaparan tidak berkembang di Jalur Gaza," kata kantor PM Netanyahu, melansir Reuters 19 Mei.
Terpisah, Eri Kaneko, juru bicara kepala bantuan PBB Tom Fletcher mengonfirmasi badan tersebut telah didekati oleh otoritas Israel untuk "melanjutkan pengiriman bantuan terbatas," menambahkan bahwa diskusi sedang berlangsung tentang logistik "mengingat kondisi di lapangan."
Israel membuat pengumuman tersebut setelah sumber di kedua belah pihak mengatakan tidak ada kemajuan dalam putaran baru pembicaraan tidak langsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas di Qatar.
PM Netanyahu mengatakan pembicaraan tersebut mencakup diskusi tentang gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan, serta proposal untuk mengakhiri perang dengan imbalan pengasingan militan Hamas dan demiliterisasi daerah kantong tersebut - persyaratan yang sebelumnya ditolak Hamas.
Militer Israel mengisyaratkan dalam pernyataan selanjutnya, mereka masih dapat mengurangi operasi untuk membantu mencapai kesepakatan di Doha.
Kepala Staf IDF Letjen Eyal Zamir mengatakan kepada pasukan di Gaza, tentara akan memberi para pemimpin negara fleksibilitas yang mereka butuhkan untuk mencapai kesepakatan penyanderaan, menurut pernyataan tersebut.
Israel diketahui telah memblokir masuknya pasokan medis, makanan, dan bahan bakar ke Gaza sejak awal Maret untuk mencoba menekan Hamas agar membebaskan para sanderanya dan telah menyetujui rencana yang dapat melibatkan perebutan seluruh Jalur Gaza dan pengendalian bantuan.
Para pakar internasional telah memperingatkan tentang bencana kelaparan yang mengancam.
Sistem perawatan kesehatan Gaza hampir tidak beroperasi dan blokade bantuan telah memperparah kesulitannya. Israel menyalahkan Hamas karena mencuri bantuan, yang dibantah Hamas.
"Rumah sakit kewalahan dengan semakin banyaknya korban, banyak di antaranya anak-anak," kata Al-Deqran, juru bicara kementerian kesehatan.
BACA JUGA:
Sementara, Layanan Darurat Sipil Palestina mengatakan 75 persen ambulansnya tidak dapat beroperasi karena kekurangan bahan bakar. Mereka memperingatkan, dalam waktu 72 jam, semua kendaraan mungkin akan berhenti beroperasi.
Di Israel, Einav Zangauker, ibu dari sandera Matan Zangauker, mengatakan PM Netanyahu menolak untuk mengakhiri perang sebagai imbalan atas para sandera karena alasan politik.
"Pemerintah Israel masih bersikeras pada kesepakatan parsial saja. Mereka sengaja menyiksa kami. Bawa kembali anak-anak kami! Semuanya, 58 orang," kata Zangauker dalam unggahan di media sosial.