JAKARTA - Data Kaspersky ICS CERT (Industrial Control Systems Cyber Emergency Response Team) terbaru menyebutkan bahwa pada Q1 2025, sebanyak 21,9% komputer industri di seluruh dunia terdeteksi mengandung malware.
Secara geografis, Afrika menjadi kawasan paling rentan dengan angka 29,6%, kemudian disusul oleh Asia Tenggara dengan 29,1%, Asia Tengah (24,2%), Timur Tengah (24,1%), dan Eropa Timur (21,8%).
Sementara itu, wilayah dengan tingkat ancaman terendah adalah Eropa Utara (10,7%), diikuti Eropa Barat (11,8%) dan Australia & Selandia Baru (13,9%).
Laporan ini juga mengungkapkan sektor-sektor yang paling terdampak, di antaranya adalah:
Biometrik: 28,1% komputer terdeteksi mengandung objek berbahaya
- Otomatisasi bangunan: 25%
- Pembangkit listrik: 22,8%
- Konstruksi: 22,4%
- Rekayasa/peralatan teknik: 21,7%
- Minyak & gas: 17,8%
- Manufaktur: 17,6%
Sedangkan untuk sumber ancaman, internet masih menjadi jalur utama penyebaran malware ke sistem industri, dengan 10,11% komputer terinfeksi melalui jaringan online. Disusul oleh email (2,81%) dan perangkat USB atau media eksternal lainnya (0,52%).
BACA JUGA:
“Kategori utama ancaman dari internet adalah sumber daya internet yang masuk daftar hitam, skrip berbahaya, dan halaman phishing,” kata Evgeny Goncharov, Kepala Kaspersky ICS CERT.
Ia juga mengatakan bahwa meningkatnya serangan berbasis internet terhadap sistem kontrol industri ini menyoroti kebutuhan penting akan deteksi ancaman tingkat lanjut untuk melawan kampanye malware yang canggih.