JAKARTA - Penantian 41 tahun Tottenham Hotspur berakhir sudah dengan menjuarai Liga Europa. Di laga final sesama tim Premier League Inggris di Stadion San Mames, Bilbao, Kamis, 22 Mei 2025 dini hari WIB, Tottenham menang 1-0.
Penantian panjang Tottenham berakhir sudah. Saat ditinggalkan kapten Harry Kane, Tottenham justru bisa mengangkat trofi. Tidak tanggung-tanggung, Son Heung-min dkk menjadi juara Liga Europa setelah bekerja keras menaklukkan MU lewat gol tunggal Brennan Johnson.
Ini menjadi trofi pertama di kompetisi Eropa sejak 1984 saat mereka menjadi juara Piala UEFA yang kini berubah menjadi Liga Europa. Ini berarti, Tottenham harus menunggu selama 41 tahun untuk kembali juara.
Sedangkan trofi yang terakhir kali pernah dimenangkan Tottenham pada 2008. Saat itu, The Lilywhites berhasil merebut Carabao Cup atau kompetisi kasta ketiga di Liga Inggris.
Setelah 17 tahun berlalu, mereka tak pernah lagi mengangkat trofi meski sempat menjadi runner up Liga Premier 2017 dan ke final Liga Champions 2019.
Keberhasilan itu juga menghapus kekecewaan atas pencapaian buruk Tottenham di kompetisi domestik. Di liga, Tottenham berada di papan bawah dengan menduduki peringkat 17 atau satu strip di atas zona degradasi.
"Saya sangat bahagia. Kami menjalani musim yang buruk. Tetapi saya yakin semua pemain tidak peduli soal itu. Ini adalah tentang klub yang tidak pernah memenangkan trofi selama 17 tahun. Jadi kami sepenuhnya habis-habisan," kata Johnson.
"Jujur, ini sangat berarti. Suporter sangat bersemangat. Kami juga sangat bersemangat karena kami tak pernah juara. Ini karena kami tak pernah memenangkan apa pun sampai akhirnya kami meraihnya. Ini yang membuat saya bahagia," ucap Johnson usai pertandingan.
Sukses menjadi juara Liga Europa setidaknya menyelamatkan manajer Ange Postecoglou yang terancam pemecatan karena hasil buruk Tottenham. Kini, dirinya berhasil mengantarkan Tottenham tampil di Liga Champions musim depan.
Liga Premier pun bisa memiliki enam wakil di kompetisi kasta tertinggi Eropa. Pasalnya Premier League mendapat lima slot yang akan berlaga di Liga Champions dan ditambah Tottenham yang berstatus juara Liga Europa.
"Saya tahu ini [juara Liga Europa] sangat berarti bagi klub. Saya merasakan kegugupan dari setiap orang di klub ini karena mereka pernah berada di situasi seperti ini sebelumnya. Namun saat semuanya berakhir dengan baik, Anda tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan itu," ucap Postecoglou mengingatkan kegagalan menyakitkan Tottenham saat dikalahkan Liverpool 2-0 di final Liga Champions.
Sementara, MU kian terpuruk setelah kegagalan menjadi juara. Di bawah manajer Ruben Amorim yang menggantikan Erik ten Hag, performa MU ternyata tak kunjung membaik. Bahkan The Red Devils menduduki peringkat 17 atau satu strip di atas Tottenham.
Kegagalan di Liga Europa menjadikan MU kehilangan kesempatan berlaga di kompetisi Eropa. Ini kian menyulitkan Amorim membangun skuad menghadapi kompetisi musim depan. Klub tidak akan jor-joran membeli pemain karena MU absen di Liga Champions maupun Liga Europa.
Di pertandingan itu, baik Tottenham maupun MU bekerja ekstrakeras dan saling menyerang. Tottenham akhirnya memecah kebuntuan saat Johnson menyambut bola silang Pape Sarr.
Johnson sempat berebut bola dengan bek Luke Shaw. Namun Johnson berhasil menguasai dan melepaskan tendangan yang menaklukkan kiper Andre Onana.
Gol tercipta di menit 42. Dan, Tottenham berusaha keras mempertahankan keunggulan itu. Sebaliknya, MU meningkatkan tekanan.
Peluang bagus diperoleh striker Rasmus Hojlund di pertengahan babak kedua. Hanya saja, sundulan Hojlund yang nyaris membobol gawang Tottenham bisa disapu oleh Micky van de Ven.
BACA JUGA:
MU kembali mendapat peluang menyamakan skor melalui sundulan Shaw. Namun kiper Guglielmo Vicario berhasil melakukan penyelamatan gemilang. Sebelumnya, Vicario menggagalkan tendangan keras Alejandro Garnacho.
Keunggulan satu gol Tottenham bertahan hingga laga usai. Mereka pun mengakhiri puasa gelar di kompetisi Eropa selama 41 tahun.