PALEMBANG – Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ketahanan energi nasional, khususnya melalui pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.
Langkah ini sejalan dengan upaya PT Kanz Sapta Energi, anak perusahaan dari Muara Energi Mutakhir (MEM), yang resmi mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Kanzy 3 di Bengkulu.
Sebagai bagian dari pengoperasian tersebut, PT Kanz Sapta Energi menandatangani kerja sama dengan PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (UID S2JB). Penandatanganan Berita Acara Commercial Operation Date (COD) digelar di Palembang, Rabu, 4 Juni.
Penandatanganan dilakukan oleh General Manager PLN UID S2JB, Adhi Herlambang, dan Direktur Utama PT Kanz Sapta Energi, Hery Candra Halim. Acara tersebut turut dihadiri oleh jajaran direksi dan komisaris PT Kanz Sapta Energi, termasuk Billy Tjandra dan Andik Setiawan, serta perwakilan resmi dari PLN.
Komisaris Muara Energi, Billy Tjandra, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari dukungan terhadap program pemerintah dalam penyediaan energi bersih dan berkelanjutan.
"Melalui kolaborasi dengan PLN, kami ingin memastikan energi yang dihasilkan dari sumber terbarukan seperti minihidro dapat disalurkan secara maksimal kepada masyarakat, sekaligus mempercepat transisi energi nasional menuju energi yang ramah lingkungan," ujar Billy dalam keteranganya, Kamis 5 Juni.
Ia menambahkan, PLTM Kanzy 3 adalah bentuk nyata dukungan terhadap agenda besar Presiden Prabowo untuk mendorong transisi energi hijau dan mempercepat pembangunan nasional berbasis energi terbarukan.
PLTM Kanzy 3 menggunakan teknologi pembangkit listrik tenaga air berskala kecil (minihidro) dengan kapasitas di bawah 10 megawatt. Teknologi ini memanfaatkan aliran sungai atau saluran irigasi tanpa perlu membangun bendungan besar.
"Manfaatnya sangat signifikan, baik bagi masyarakat maupun lingkungan. Minihidro menyediakan listrik yang stabil dan ramah lingkungan, terutama untuk daerah terpencil. Sementara bagi alam, teknologi ini minim dampak karena tidak merusak ekosistem sungai secara besar-besaran," kata Billy.
PLTM Kanzy 3 telah resmi beroperasi secara komersial setelah melewati serangkaian proses pengujian dan sertifikasi. Dengan kapasitas 5 megawatt, pembangkit ini memanfaatkan aliran Sungai Simpang Aur di Desa Taba Durian Sebakul, Kecamatan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah.
Proyek pembangunan dimulai pada 2022 dan PLTM mulai beroperasi pada 16 Mei 2025. Diharapkan, pembangkit ini akan menyuplai rata-rata 30 juta kWh listrik per tahun ke jaringan PLN.
"Ini setara dengan kebutuhan listrik lebih dari 20.000 rumah tangga per tahun, atau beberapa kecamatan tergantung tingkat konsumsi masing-masing wilayah. Sekaligus berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon hingga ribuan ton CO2 setiap tahun," tambah Billy.
Kerja sama ini juga membuka peluang kerja, menggerakkan perekonomian desa, serta menjadi contoh nyata sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dalam mendorong pembangunan berkelanjutan.
Selain mengembangkan minihidro, PT Kanz Sapta Energi juga memperluas portofolio ke sektor energi terbarukan lainnya seperti pembangkit tenaga gas (gas turbine), panas bumi, dan PLTA skala besar. Diversifikasi ini dilakukan agar sumber energi hijau yang dikembangkan selaras dengan potensi geografis Indonesia.
BACA JUGA:
PT Kanz Sapta Energi merupakan anak perusahaan dari Muara Energi Mutakhir, yang berdiri pada 2022 dengan visi menjadi pelopor dalam penyediaan energi bersih dan berkelanjutan di Indonesia.
Fokus utama perusahaan adalah pengembangan pembangkit tenaga air skala besar di atas 10 megawatt, serta menjajaki potensi energi alternatif lainnya untuk mendukung kelestarian lingkungan dan mewujudkan masa depan energi yang ramah lingkungan dan berpihak pada masyarakat.