Bagikan:

JAKARTA - Dalam rangka memperluas jangkauan distribusi daging kurban serta menjaga kualitas dan ketahanannya, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Tengah mengolah daging dari 116 ekor sapi kurban menjadi produk kornet.

Inovasi ini dilakukan untuk memastikan penyaluran lebih efisien, terutama ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.

Ketua Baznas Jateng, Ahmad Darodji, menyampaikan bahwa pengolahan daging menjadi kornet tidak hanya bertujuan memperpanjang masa simpan, tetapi juga sebagai alternatif pemenuhan gizi masyarakat dalam bentuk yang lebih praktis. Menurutnya, olahan ini dapat disimpan lebih lama dibandingkan daging segar atau beku, sehingga lebih fleksibel dalam penyalurannya.

Selain lebih awet, produk kornet dinilai lebih hemat dalam aspek logistik. Dibandingkan dengan mendistribusikan daging beku yang membutuhkan pendingin khusus, kornet dapat dikirim dalam jumlah besar dengan biaya transportasi yang lebih rendah.

Darodji menjelaskan bahwa tahun ini jumlah hewan kurban yang diterima Baznas Jateng mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada Iduladha sebelumnya, sebanyak 88 ekor sapi kurban berhasil diolah menjadi lebih dari 100 ribu kaleng kornet, yang kemudian dibagikan sebagai bagian dari paket bantuan kepada masyarakat yang terdampak bencana maupun yang tergolong kurang mampu.

Produk olahan tersebut juga disalurkan ke ribuan penerima manfaat di desa-desa yang menjadi binaan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) di bawah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Langkah ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan asupan gizi masyarakat.

"Distribusi dalam bentuk olahan ini menjadi salah satu upaya strategis untuk menunjang ketahanan gizi, terutama di kalangan masyarakat prasejahtera," ujar Darodji yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng, seperti dikutip ANTARA.

Ketua Baznas RI, Noor Achmad, menambahkan bahwa pengalengan daging kurban juga ditujukan bagi daerah-daerah 3T (terpencil, terluar, dan tertinggal), yang kerap kali sulit memperoleh akses terhadap sumber protein hewani.

"Di beberapa daerah tersebut, bisa jadi masyarakat jarang atau bahkan tidak pernah menikmati daging. Maka, keberadaan daging kaleng sangat berarti dan menjadi sumber gizi yang bernilai tinggi," ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menyebutkan bahwa program pengolahan daging kurban ini telah memasuki tahun kedua pelaksanaannya. Ia mengapresiasi peran Baznas dalam mendukung program pemerintah, khususnya terkait pengentasan stunting dan kemiskinan.

"Terima kasih atas kontribusi Baznas. Ketersediaan protein bagi anak-anak sangat penting untuk mendukung pertumbuhan mereka. Program ini menjadi bagian dari solusi yang kami butuhkan," tuturnya.

Sumarno berharap inisiatif ini terus dilanjutkan dan diperluas cakupannya agar semakin banyak masyarakat yang menerima manfaat dari daging kurban, khususnya dalam bentuk olahan yang bernilai gizi dan tahan lama.