JAKARTA - Duta Besar Israel mengkritik keputusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengakui Negara Palestina sebagai anggota dan benderanya akan berkibar di badan Perserikatan Bangsa-Bangsa tersebut.
Usulan yang diajukan oleh Tiongkok, Pakistan, Arab Saudi, dan negara-negara lain, pada sidang tahunan badan global tersebut di Jenewa, Swiss, mendapat dukungan 95 suara. Sementara, empat suara menentang datang dari Israel, Hongaria, Republik Ceko dan Jerman, sedangkan 27 negara abstain, dikutip dari Reuters 27 Mei.
Usulan ini menyusul upaya Palestina yang berhasil untuk menjadi anggota Majelis Umum PBB tahun lalu dan muncul di tengah tanda-tanda bahwa Prancis dapat mengakui negara Palestina.
Menanggapi ini, Perwakilan Tetap Israel untuk PBB di Jenewa, Duta Besar Daniel Meron menentang resolusi WHO yang menurutnya mengikis prinsip-prinsip PBB dan tatanan berbasis aturan dan menyerukan pemungutan suara.
"Ini mengirimkan pesan berbahaya bahwa simbolisme politik dapat mengesampingkan standar hukum, bahwa emosi dapat menggantikan proses, dan bahwa kepentingan partisan dapat membengkokkan aturan legitimasi internasional," katanya.
Menanggapi Duta Besar Israel, yang menggambarkan resolusi tersebut tidak masuk akal dan menuduh organisasi tersebut mempolitisasi pekerjaannya dengan memasukkan rancangan resolusi serupa, Wakil Tetap Negara Palestina untuk PBB di Jenewa Duta Besar Ibrahim Khraishi mengatakan, setelah 19 bulan genosida terhadap rakyat Palestina, sudah sepantasnya untuk mempertimbangkan kembali keanggotaan negara pendudukan Israel tersebut di organisasi-organisasi internasional, dikutip dari WAFA.
Sementara itu, mengacu pada perang Israel-Hamas yang menghancurkan di Jalur Gaza, Sekretaris Pertama Perwakilan Tetap Lebanon untuk PBB di Jenewa Rana el Khoury mengatakan, hasil pemungutan suara tersebut memberikan "sedikit harapan bagi rakyat Palestina yang pemberani yang penderitaannya telah mencapai tingkat yang tak tertahankan".
Meskipun hampir 150 negara telah mengakui negara Palestina, sebagian besar negara Barat dan negara-negara besar lainnya belum mengakui, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman dan Jepang.
Prancis dan Jepang memberikan suara mendukung usulan tersebut, sementara Inggris abstain.
BACA JUGA:
"Ini simbolis dan satu tindakan, tetapi merupakan tanda bahwa kita adalah bagian dari komunitas internasional untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan," kata duta besar Palestina untuk PBB di Jenewa, Ibrahim Khraishi, kepada Reuters.
"Saya berharap kita akan segera memiliki keanggotaan penuh di WHO dan semua forum PBB," lanjutnya.
Palestina saat ini berstatus sebagai negara pengamat resmi di WHO. Minggu lalu, Palestina memenangkan hak untuk menerima pemberitahuan berdasarkan Peraturan Kesehatan Internasional WHO - serangkaian aturan global untuk memantau wabah.