Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara Pentagon pada Hari Jumat menepis laporan tentang pertimbangan Amerika Serikat atas penarikan tentara yang tergabung dalam Pasukan Amerika Serikat di Korea Selatan (USFK) sebagai "tidak benar" dan menegaskan kembali sepenuhnya berkomitmen untuk membela sekutunya itu.

Juru bicara utama Pentagon Sean Parnell mengeluarkan pernyataan setelah The Wall Street Journal melaporkan AS sedang mempertimbangkan gagasan untuk menarik sekitar 4.500 tentara, dari total 28.500 personel USFK, dan memindahkan mereka ke lokasi lain di Indo-Pasifik, termasuk Guam.

"AS tetap berkomitmen kuat untuk membela ROK dan kami berharap dapat bekerja sama dengan pejabat pemerintah yang baru untuk mempertahankan dan memperkuat aliansi kuat kami," kata Parnell dalam pernyataan yang dikirim ke Kantor Berita Yonhap, dikutip dari The Korea Times 23 Mei, menggunakan singkatan nama resmi Korea Selatan, Republik Korea.

"Laporan bahwa Departemen Pertahanan akan mengurangi pasukan AS di Republik Korea tidak benar," tambahnya.

Laporan tentang gagasan pemotongan pasukan USFK menimbulkan kecurigaan di Korea Selatan karena pengurangan tersebut, jika terealisasi, dapat memengaruhi pencegahan terhadap Korea Utara yang suka pamer kekuatan dan ditafsirkan sebagai tanda berkurangnya komitmen keamanan terhadap Korea Selatan.

Hal itu terjadi saat Pentagon berupaya menyeimbangkan kembali dan membagi kembali aset militernya di kawasan tersebut untuk mengoptimalkan pencegahan terhadap saingan geopolitiknya, Tiongkok, di tengah keyakinan Presiden AS Donald Trump bahwa Korea Selatan, sekutu yang "kaya", tidak "memberi ganti rugi" yang cukup kepada AS atas perlindungan militer "besar-besaran" AS terhadapnya.

Sebelumnya, Komandan Komando Indo-Pasifik AS Laksamana Samuel Paparo Jr. dan Komandan USFK Jenderal Xavier Brunson telah menyampaikan pandangan negatif tentang gagasan penarikan tersebut.

Dalam sidang Senat bulan lalu Laksamana Paparo memperingatkan penarikan atau pengurangan pasukan AS dari Korea akan meningkatkan kemungkinan invasi Korea Utara. Sementara Jenderal Brunson menekankan, pengurangan pasukan akan menjadi "bermasalah."

Diketahui, USFK telah mempertahankan jumlah pasukan saat ini sejak akhir tahun 2000-an.