Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah Indonesia kembali mendesak pemulangan artefak sejarah dari Inggris. Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan langsung permintaan tersebut kepada Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Dominic Jermey CVO OBE, dalam pertemuan di Jakarta, Rabu (21/5). Selain soal artefak, keduanya juga membahas peluang kolaborasi produksi film Indonesia-Inggris.

“Kami secara resmi meminta pemulangan Prasasti Sangguran yang kini berada di Minto Estate, Skotlandia, serta Prasasti Sobhamerta yang memuat catatan penting peradaban Nusantara,” ujar Fadli Zon dalam keterangan tertulis yang diterima Jumat, 23 Mei. Ia menjelaskan, nota diplomatik telah dikirim ke Kementerian Luar Negeri Inggris pada 27 Maret 2025 sebagai bagian dari langkah resmi pemerintah.

Menbud Fadli menekankan pentingnya kerja sama budaya yang berbasis saling menghormati dan berkelanjutan. “Kami ingin agar warisan budaya Indonesia kembali ke tanah asalnya, dan kami tempuh jalur yang terhormat dan transparan,” tambahnya.

Dubes Dominic Jermey menyambut baik inisiatif ini dan menyatakan bahwa Inggris melalui British Council siap memperkuat pertukaran budaya. Salah satunya dengan membentuk program pertukaran budaya Indonesia-Inggris selama tiga tahun.

Pertemuan juga menjajaki peluang kerja sama perfilman. Fadli Zon menilai industri film bisa menjadi jembatan budaya yang efektif. Ia membuka opsi produksi bersama, terutama film dokumenter bertema sejarah dan budaya Indonesia.

“Saya bertemu pelaku industri film Inggris saat Festival Cannes. Mereka sangat antusias. Kita bisa mulai dari dokumenter, lalu menjajaki film panjang ke depan,” katanya.

Dubes Jermey juga menyampaikan ketertarikan untuk menampilkan film Inggris di festival film Indonesia. Ia menyebut BFI (British Film Institute) siap dijembatani untuk membangun kolaborasi konkret.

Menbud Fadli Zon mengundang Inggris berpartisipasi dalam Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) pada November 2025. Ia juga memaparkan minat generasi muda Indonesia terhadap pertunjukan musikal sebagai peluang baru dalam ekosistem budaya.

Hadir dalam pertemuan itu sejumlah pejabat Kemenbud, termasuk Direktur Diplomasi Kebudayaan Raden Usman Effendi dan Staf Khusus Menteri, Annisa Rengganis. Fadli berharap kerja sama budaya Indonesia–Inggris dapat diperluas dan lebih terstruktur melalui kolaborasi langsung dengan lembaga seperti British Library, DCMS, dan keluarga Lord Minto.

“Kami ingin membangun hubungan budaya yang kuat dan konkret, demi kepentingan kedua bangsa,” tegasnya.