Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Iran menangkap dua orang yang diduga terkait ledakan besar di Pelabuhan Shahid Rajaee, Bandar Abbas pada April lalu yang menewaskan sedikitnya 57 orang.

Salah satu dari dua tersangka adalah "manajer pemerintah", sementara yang lainnya berasal "dari sektor swasta", televisi Pemerintah Iran melaporkan, mengutip komite investigasi yang menyelidiki ledakan yang terjadi pada 26 April lalu, melansir The National 5 Mei.

Laporan itu mengatakan "tersangka telah diidentifikasi dan proses pemanggilan sedang berlangsung". Laporan itu tidak memberikan rincian tuduhan terhadap kedua orang tersebut, tetapi komite investigasi telah menuduh "deklarasi palsu" tentang barang-barang yang ditangani di pelabuhan.

Ledakan Bandar Abbas mengguncang pelabuhan terbesar Iran Sabtu lalu, menyebabkan ratusan orang cedera dan memicu kebakaran yang berlangsung selama dua hari. Penyebab pastinya tidak jelas, tetapi para pejabat menganggapnya sebagai kecelakaan dan menghubungkan ledakan itu dengan depot penyimpanan bahan kimia di lokasi tersebut.

Perkiraan jumlah korban tewas bervariasi. Pengadilan Iran mengatakan pada Hari Minggu, jumlah korban sebelumnya sebanyak 65 orang telah direvisi menjadi 57 orang, karena tampaknya beberapa korban "yang dianggap terpisah sebenarnya adalah satu tubuh". Kendati dikatakan angka tersebut masih bisa berubah.

Kantor berita semi-resmi Nour memberikan angka alternatif pada Hari Minggu, 70 orang tewas, dengan lebih dari 1.000 orang terluka. Dikatakan, upaya pencarian dan penyelamatan telah berakhir pada Sabtu malam setelah "beberapa hari upaya tanpa henti".

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Eskandar Momeni telah menyalahkan ledakan tersebut pada "kekurangan, termasuk ketidakpatuhan terhadap tindakan pencegahan keselamatan dan kelalaian".

Sedangkan kantor bea cukai pelabuhan mengatakan, ledakan tersebut mungkin disebabkan oleh kebakaran di depot bahan berbahaya.

Terpisah, juru bicara Kementerian Pertahanan Iran Reza Talaei-Nik mengatakan kepada televisi pemerintah, "tidak ada kargo yang diimpor atau diekspor untuk bahan bakar militer atau penggunaan militer di daerah tersebut".

Diketahui, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah meminta para pejabat untuk "menyelidiki secara menyeluruh" ledakan tersebut. Ia mengatakan mereka harus menindaklanjuti setiap "kelalaian atau kesengajaan" yang mereka temukan.