Puan Maharani Wacanakan Impor Guru dari Luar Negeri dalam Memori Hari Ini, 9 Mei 2019
JAKARTA – Memori hari ini, enam tahun yang lalu, 9 Mei 2019, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani wacanakan impor guru dari luar negeri. Mereka nantinya akan mengajar banyak hal demi meningkatkan standar pendidikan nasional.
Sebelumnya, kualitas angkatan kerja di Indonesia didominasi lulusan SD dan SMP. Pemerintah pun ingin meningkatkan potensi yang dimiliki angkatan kerja. Mereka berharap angkatan kerja punya banyak keterampilan.
Indonesia punya masalah besar dalam hal angkatan kerja. Kementerian Ketenagakerjaan menegaskan sebanyak 58 persen angkatan di Indonesia didominasi lulusan SD dan SMP. Data itu diungkap pada awal Januari 2019.
Kondisi itu jelas jadi masalah bagi pemerintah Indonesia. Mimpi Indonesia jadi negara dengan ekonomi kuat terganggu. Pemerintah coba bergerak. Solusi demi solusi disiapkan. Pemerintah mencoba menyiapkan ruang pelatihan yang luas.
Keinginan bekerja sama dengan balai-balai pelatihan dari pemerintah hingga daerah mulai digodok serius. Bila perlu dengan lembaga pelatihan milik swasta. Tujuannya untuk mengembangkan bakal dan kreativitas angkatan kerja.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung penuh hal itu pada 9 Mei 2019. Ia menegaskan bahwa masalah angkatan kerja Indonesia yang didominasi lulusan SD dan SMP harus bisa diselesaikan. Jokowi tak ingin Indonesia masuk kategori negara berpenghasilan menengah yang sulit naik ke berpenghasilan tinggi.
Bahasa kekiniannya middle income trap. Jika masuk, maka mimpi Indonesia untuk maju akan sulit. Jokowi pun menyadari bahwa langkah itu jelas membutuhkan waktu yang lama. Jokowi pun memprediksi bahwa segala macam persoalan yang ada bisa diselesaikan pada 2045, atau tepat pada 100 tahun Indonesia merdeka.
Jokowi meminta semua jajarannya segera bekerja giat supaya hal itu dapat terealisasi. Kemudian penurusnya tinggal mengikuti jejaknya.
“Untuk masuk ke sana tidak mudah, banyak tantangan yang harus diselesaikan dan dihadapi. Jangan dipikir kita biasa-biasa tahu-tahu masuk ke-4 besar, ke-5 besar ekonomi terkuat. Rumus seperti itu tak ada.”
“Banyak negara terjebak ‘middle income trap’ karena tidak bisa menyelesaikan persoalan besar di negaranya. Kita harus bisa menyelesaikan persoalan yang ada menuju 2045, 100 tahun Indonesia merdeka,” kata Jokowi dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Jakarta sebagaimana dikutip laman ANTARA, 9 Mei 2019.
Baca juga:
- Polemik Jokowi Rekomendasikan Kuliner Bipang Ambawang dalam Memori Hari Ini, 8 Mei 2021
- Aksi Lempar Telur ke PM Australia dalam Memori Hari Ini, 7 Mei 2019
- Hendropriyono Ingatkan WNI Keturunan Arab Jangan jadi Provokator dalam Memori Hari Ini, 6 Mei 2019
- Penyataan Kontroversial Donald Trump Soal Cinta Taco dan Kaum Hispanik dalam Memori Hari Ini, 5 Mei 2016
Puan Maharani pun tertantang melihat keinginan besar Jokowi. Menko PMK itu dalam acara yang sama juga mengatakan akan mengimpor guru atau pengajar dari luar negeri untuk mengajar di Indonesia. Keinginan itu supaya kualitas pendidikan Indonesia meningkat dan pembangunan SDM kian maju.
Keinginan itu dianggap Puan masuk akal. Urusan kendala bahasa bukan soal. Nanti pemerintah akan menyediakan penerjemah dan perlengkapan alih bahasa. Sekolah pun nantinya akan diminta merumuskan barapa jumlah guru yang diinginkan dan pengajar seperti apa.
"Kita ajak guru dari luar negeri untuk mengajari ilmu-ilmu yang dibutuhkan di Indonesia," ujar Puan sebagaimana dikutip laman ANTARA, 9 Mei 2019.
Namun, ide Puan mendapatkan penolakan di mana-mana. Kecaman kepada Puan berdatangan karena ia dianggap merendahkan kemampuan tenaga pengajar dari dalam negeri. Belakangan Puan pun memberikan konfirmasi bahwa yang dimaksudnya adalah mengundang guru untuk melatih guru Indonesia. Bukan impor guru untuk mengajar.