Polemik Jokowi Rekomendasikan Kuliner Bipang Ambawang dalam Memori Hari Ini, 8 Mei 2021
JAKARTA – Memori hari ini, empat tahun yang lalu, 8 Mei 2021, rekomendasi Presiden, Joko Widodo (Jokowi) akan kuliner khas Kalimantan, bipang ambawang sebagai oleh-oleh mudik jadi polemik. Kecaman muncul di mana-mana karena promosi itu dianggap tak layak saat umat Islam hendak merayakan hari lebaran.
Sebelumnya, pemerintah mengimbau rakyat Indonesia supaya tak mudik karena virus korona masih mengancam. Jokowi pun mengimbau rakyat Indonesia untuk membeli saja kuliner dari berbagai wilayah Nusantara secara daring.
Pandemi COVID-19 telah mengubah gaya hidup banyak orang. Mereka yang dulunya harus belajar secara konvensional mulai menyesuaikan diri secara daring. Begitu pula dengan kaum pekerja yang biasa berada di kantor.
Mereka kini bisa bekerja dari rumah. Kondisi itu dilirik oleh Presiden Jokowi. Orang nomor satu Indonesia itu menganggap perubahan gaya hidup punya banyak manfaat. Utamanya dalam memutus mata rantai penyebaran virus dari Wuhan.
Orang-orang tak harus keluar rumah. Mereka bisa melakukan segalanya dari dalam rumah dengan memanfaatkan teknologi informasi kekinian. Bekerja, belajar, bersosialisasi, hingga belanja. Ia juga mengimbau kepada rakyat Indonesia untuk tak memaksakan mudik lebaran.
Ia mengungkap hal itu dalam Hari Bangga Buatan Indonesia pada 5 Mei 2021. Suatu acara yang dipelopori oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag). Jokowi mengungkap rakyat Indonesia yang rindu dengan kuliner khas daerah bisa memesannya secara daring. Jokowi menganggap hal itu sebagai terobosan supaya virus korona tak menyebar hingga ke desa-desa.
Ia juga segera menambahkan referensi kuliner yang bisa dipesan secara daring. Tak ada yang aneh dalam daftar referensi kuliner yang dibagikan Jokowi. Namun, semuanya berubah kala Jokowi merekomendasikan kuliner Kalimantan, Bipang Ambawang.
Rekomendasi kuliner berupa babi panggang itu jadi polemik. Jokowi dianggap tak elok menyarankan babi panggang kala umat Islam sebentar lagi merayakan hari raya Idulfitri atau lebaran.
Baca juga:
- Aksi Lempar Telur ke PM Australia dalam Memori Hari Ini, 7 Mei 2019
- Hendropriyono Ingatkan WNI Keturunan Arab Jangan jadi Provokator dalam Memori Hari Ini, 6 Mei 2019
- Penyataan Kontroversial Donald Trump Soal Cinta Taco dan Kaum Hispanik dalam Memori Hari Ini, 5 Mei 2016
- Muhadjir Effendy Prediksi Pandemi COVID-19 Segera Selesai dalam Memori Hari Ini, 4 Mei 2020
"Untuk Bapak/Ibu dan Saudara-saudara yang rindu kuliner khas daerah atau yang biasannya mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesannya secara online. Yang rindu makan gudeg Jogja, bandeng Semarang, siomay Bandung, empek-empek Palembang, bipang Ambawang dari Kalimantan, dan lain-lainnya, tinggal pesan. Dan makanan kesukaan akan diantar sampai ke rumah," ujar Jokowi sebagaimana dikutip laman Youtube Kementerian Perdagangan, 5 Mei 2021.
Kecaman kepada Jokowi muncul di mana-mana. Jokowi dianggap tak peka dengan kondisi umat Muslim yang sebentar lagi merayakan hari lebaran. Bipang bukan oleh-oleh mudik. Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mencoba mencairkan polemik bipang ambawang pada 8 Mei 2021.
Ia menegaskan pernyataan Jokowi harus dimaknai secara keseluruhan. Ia menegaskan Jokowi bermaksud mengajak rakyat Indonesia mencintai dan membeli produk lokal. Acaranya saja Hari Bangga Buatan Indonesia.
Artinya, Bipang yang promosikan Jokowi sebagai bagian promosi saja dalam konteks masyarakat yang beragam. Ia melihat penempatan bipang sebagai oleh-oleh mudik dianggap sebagai kekeliruan saja. Namun, tak merusak makna promosi produk lokal.
"Berkaitan dengan pernyataan mengenai Bipang Ambawang, kita harus melihat dalam konteks secara keseluruhan. Pernyataan Bapak Presiden ada dalam video yang mengajak masyarakat Indonesia untuk mencintai dan membeli produk lokal. Jadi sekali lagi, kuliner khas daerah yang disebut Bapak Presiden dalam video tersebut adalah untuk mempromosikan kuliner Nusantara yang memang sangat beragam, tentu kuliner tersebut dikonsumsi dan disukai oleh masyarakat yang beragam pula.”
"Kami memastikan tidak ada maksud apapun dari pernyataan bapak presiden, kami meminta maaf sebesar-besarnya jika terjadi kesalahpahaman karena niat kami hanya ingin kita semua bangga dengan produk dalam negeri termasuk kuliner khas daerah, serta menghargai keberagaman bangsa kita," ujar Lutfi sebagaimana dikutip laman tempo.co, 8 Mei 2021.